
“Mengumpat itu ialah apabila kamu menyebut perihal saudaramu dengan sesuatu perkara yang dibencinya” (HR. Muslim). Kata pepatah, apa yang ditanam, itulah yang akan dituai. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana jadinya kalau kita menanam umpatan. Apalagi perbuatan berdosa ini disenangi banyak orang, laki-laki atau perempuan, muda atau tua. Andaikan dapat dilihat, sungguh tanaman-tanaman umpatan ini akan meriap di sudut-sudut negeri ini, yang menebarkan bau busuk yang berbahaya bagi manusia.
Umpatan diibaratkan oleh Rasulullah SAW laksana api yang memakan kayu kering. Tentunya, demikian mudah kayu kering dimakan api. Dalam waktu singkat, semua bisa hangus. Yang dimaksudkan kayu kering di sini ialah amal kebaikan, yang akan segera musnah setiap kali kita mengumpat orang lain.
Padahal belum tentu semua amal yang kita lakukan bernilai kebaikan. Sebahagian atau bahkan seluruh amal menjadi nihil atau bukan kebaikan samasekali, atau bahkan menjadi dosa, apalagi diniatkan untuk yang tidak benar, misalnya. Makanya tidak mengherankan,kalau sebahagian orang dianggap orang yang tertipu. Seakan-akan ia telah melakukan kebaikan, padahal tidaklah demikian. Karena itu, benarlah kata orang bijak. Yaitu, bukan hanya penting mencari (pahala), tetapi juga penting mengelolanya, agar tidak hilang sia-sia. Salah satu caranya ialah tidak mengumpat orang lain.
Umpatan diibaratkan oleh Rasulullah SAW laksana api yang memakan kayu kering. Tentunya, demikian mudah kayu kering dimakan api. Dalam waktu singkat, semua bisa hangus. Yang dimaksudkan kayu kering di sini ialah amal kebaikan, yang akan segera musnah setiap kali kita mengumpat orang lain.
Padahal belum tentu semua amal yang kita lakukan bernilai kebaikan. Sebahagian atau bahkan seluruh amal menjadi nihil atau bukan kebaikan samasekali, atau bahkan menjadi dosa, apalagi diniatkan untuk yang tidak benar, misalnya. Makanya tidak mengherankan,kalau sebahagian orang dianggap orang yang tertipu. Seakan-akan ia telah melakukan kebaikan, padahal tidaklah demikian. Karena itu, benarlah kata orang bijak. Yaitu, bukan hanya penting mencari (pahala), tetapi juga penting mengelolanya, agar tidak hilang sia-sia. Salah satu caranya ialah tidak mengumpat orang lain.
0 ulasan:
Catat Ulasan