Indahnya Perkahwinan





Percayakah Kita kalau menikah itu adalah sesuatu yang indah ? Secara lisan mungkin kita akan cakap “percaya”, tetapi memang itu sulit dirasakan tanpa menjalaninya, jadi boleh dikatakan sebenarnya kita belum yakin betul. Kadang-kadang banyak sekali alasan dari mulut kita kenapa kita tidak segera menikah, diantaranya :

  • Belum selesai kuliah / sekolah. 
  • Secara material belum mampu. 
  • Kita sedang menjalani suatu pekerjaan yang mensyaratkan tidak boleh menikah dalam jangka waktu tertentu.
  •  Belum bertemu yang sesuai atau belum dapat jodoh. 
  • Masih ingin bersenang-senang menikmati masa muda. 
  • Belum mendapatkan restu dari orang tua (mungkin orang tua kita merasa tidak sesuai dengan calon pasangan kita). 
  • Takut kepada lawan jenis. 
  • Merasa jelek. Seringnya malah saya ketemu orang yang merasa paling handsome dan paling cantik sedunia seperti saya dan isteri saya, he he he… 
  • Belum berani bertanggung jawab dan lain sebagainya…

Dan kerana menikah, kita akan dapat kehilangan :
Waktu untuk berkumpul dengan teman-teman.
Waktu untuk menyalurkan hobi. Malah, kita kehilangan hobi lama kita.
Kesenangan-kesenangan peribadi, misalnya merokok, minum, menggosip, memakai pakaian minim, dan sebagainya – yang kebanyakan sebenarnya adalah hawa nafsu kita.


Semua alasan di atas adalah alasan yang sebenarnya timbul dari dalam hati kita. Hati adalah sesuatu yang sangat tinggi pengaruhnya, baik dari dalam diri kta sendiri mahupun dari luar. Apabila dapat mempengaruhi hati dengan agama, dengan berzikir kepada-Nya, menyebut nama-Nya, itu jauh lebih baik. Yakinlah dengan seyakin-yakinnya, redha Allah SWT jauh lebih baik daripada dunia seisinya.

Dan alasan-alasan tersebut sesungguhnya boleh disiasati. Misalnya, kita belum selesai kuliah. Seringnya ini dihubungkan dengan tradisi orang-orang tua kita, kalau mahu menikah harus “jadi orang” dulu, sekolah » kerja » menikah. Malah ada yang menyisipkan ketentuan harus mempunyai harta yang cukup (boleh cukup simpanan yang banyak, cukup 3 mobil, cukup 1 rumah mewah, dsb). Dan lucunya ini jadi standard wajib yang sesetengah keluarga tetapkan bagi calon menantu anaknya.

Padahal belajar adalah suatu proses seumur hidup, dari mulai di dalam rahim sampai kita mati. Tidak ada salahnya menikah di saat kuliah. permasalahannya mungkin hanya masalah pembagian waktu belajar dan tanggungjawab keluarga sahaja. Atur waktu agar boleh bekerja separuh waktu. Saat menjalankan waktu untuk kuliah atau belajar atau membuat tesis, konsentrasikan tenaga dan fikiran kita. Begitu juga saat kita bekerja separuh waktu. Kuncinya, atur waktu dan atur konsentrasi.

Bagaimana apabila Kita merasa secara Material belum mampu ?
QS 24. An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Ayat ini adalah motivasi utama untuk yang belum menikah mahupun yang sudah menikah. kita akan menjadi sangat yakin apabila kita sudah menikah dan menjalaninya. Tetapi kita mesti sabar dan tawakkal kepada Allah serta tetap berusaha, bahkan saat kita benar-benar kehabisan wang. Jangan jalani maksiat dan pekerjaan yang haram hanya kerana kita tidak punya wang. Kalau kita cakap tidak punya wang, saya percaya. Tetapi kalau kita cakap tidak boleh makan, saya 100% tidak percaya.

Apabila kita sedang menjalani suatu pekerjaan yang mensyaratkan tidak boleh menikah dalam jangka waktu tertentu, tetaplah jalani pekerjaan tersebut dan jagalah keinginan kita untuk menikah. Untuk lebih yakin lagi, cakap kepada orang tua dan calon mertua dan jelaskan keadaan kita, berjanjilah untuk segera menikah setelah jangka waktu tersebut lewat dan sekaligus minta restu mereka.

Belum bertemu yang sesuai? Itu tergantung kriteria kita. Tidak perlu berlebihan dalam hal ini. Yang paling asas adalah pasangan yang kita inginkan paling tidak harus seiman dengan kita. Dan juga lihat diri kita sendiri. Kalau kita “begini” kemungkinan kita akan mendapatkan pasangan yang “begini” pula. Apabila kita merasa bertampang jelek, ya jangan mengharapkan pasangan yang handsome atau cantik sekali.

Kalau kita cuma lulusan SPM, ya jangan terlalu berharap dapat yang lulusan DEGREE. Alhamdulillah saya dapat isteri yang cantik sekali yang tadinya saya tidak mengira dia mahu sama saya. Waktu itu saya minta petunjuk Allah agar saya mantap untuk mengajak nikah dia. Dan ternyata dia benar-benar mahu. Kuncinya, batasi kriteria kita hanya dengan batasan apa yang ada di Al Qur’an dan sunnah Nabi, semakin banyak batasan yang kita tentukan sendiri akan semakin sulit kita bertemu yang cocok. Dan selalu minta petunjuk-Nya.

Jodoh itu termasuk ketentuan Allah yang kita sendiri tidak tahu, tetapi Insya Allah kita pasti akan mendapatkannya.

 Jalannya bermacam-macam. Orang tua saya dulu bertemu jodoh dari sahabatnya, kakak saya ada yang dicarikan oleh saudara, ada yang dikenalkan temannya dengan hanya melihat fotonya, dan saya sendiri dari chatting via IRC dan Yahoo Messenger. kita mungkin sudah sering menjumpai ayat ini di undangan pernikahan : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS 30. Ar Ruum ayat 21).  

Jangan cuma dibaca, saatnya untuk mendapatkan dan merasakan kekuasaan-Nya !

Orang tua juga terkadang belum memberikan persetujuan hanya kerana tidak sesuai dengan calon pasangan kita. Sebaiknya kita lihat dulu, apa masalahnya. Mungkin orang tua kurang “sreg”, misalnya kerana berambut gondrong, terlihat urakan, berkelakuan buruk, mempunyai pekerjaan haram atau suka bermaksiat dsb. Untuk yang semacam ini, ajaklah pasangan kita untuk memperbaiki diri terutama yang berhubungan dengan akhlak dan bersabarlah. Sering-sering perlihatkan pasangan kita kepada orang tua. Ada pepatah “tak kenal maka tak sayang”, jadi boleh saja kerana orang tua kita belum begitu kenal. Biasanya ini hanya masalah waktu. Berprasangka baiklah kepada Allah dan orang tua.

Tetapi apabila orang tua tidak setuju kerana alasan yang “aneh-aneh”, misalnya kerana harta atau kerana bukan keturunan kaya (ini biasanya cuma ada di sinetron), terangkan pelan-pelan dengan bahasa yang sopan kepada orang tua bahawa hal semacam itu tidaklah penting. Apabila orang tua masih berkeras juga dan kita sudah mantap dengan pilihan kita, mahu terus atau mahu mematuhi orang tua, ya silahkan saja. Di satu sisi restu orang tua (terutama ibu) itu penting, tetapi kewajiban kita untuk menurut kepada orang tua hanya apabila itu benar di mata Allah dan tetap berbuat baiklah kepada orang tua.

Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu kerana takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya mahupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS 6. Al An’aam 151)

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS 17. Al Israa’ 23)

Kemudian tentang hobi, kesenangan, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan hawa nafsu. Percayalah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik kerana dengan menikah bererti kita mematuhi perintah Allah dan sunnah Nabi. Allah akan senang kepada hamba-Nya yang mahu mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Anda akan merasakan indahnya menikah kerana :
kita boleh mengajak pasangan kita ke arah kebaikan, menjadi pendakwah bagi pasangan dan anak, dan automatik kita akan mengetahui lebih banyak lagi tentang agama sekaligus mempraktikkannya bersama keluarga kita. Kalau berdakwah kepada orang lain mungkin kita masih malu-malu, tentu saja itu tidak berlaku apabila kitaa berdakwah kepada pasangan (isteri/suami) dan anak kita.

Allah akan selalu menolong kita dan menikah akan membuat kitaa lebih menyedari bahawa Allah selalu memperhatikan kitaa. Doa kitaa akan lebih cepat dikabulkan.
Ada sesuatu yang tadinya diharamkan menjadi halal kerana menikah.
Nafsu duniawi kitaa lebih tercontrol.

Saat anak kita lahir, sang ayah akan mempunyai kesempatan untuk ber-adzan di telinganya.
Kalau buat diri saya, keindahan-keindahan di atas sudah melebihi segala keindahan sebelum menikah. Maka dari itu bersegeralah. Kalau kita masih bingung tata cara pernikahan, banyak buku yang boleh kita baca. Kalau kita masih takut juga untuk menikah, yakinkan diri kita bahawa menikah adalah salah satu jenis hijrah (merubah diri untuk menjadi lebih baik).

Allah Ya Rahmaan…...Allah Ya Rahiim…


sekadar perkongsian.....sama-samalah kita mencari keberkatan dan keredhaanNYA...amin...
sumber :  http://www.facebook.com/notes/muslimah-sholehah

0 ulasan:

Laman Sahabat

Bicara UKHUWWAH

ShoutMix chat widget

Followers

About Me

Foto Saya
ibnu qais
Dilahir di Kampung tercinta di Desa Permai Pagut pada tanggal 18 Mei 1986 pada jam 08.55pm bersamaan 9 Ramadhan 1406 Hijrah iaitu jatuh pada hari Ahad. Mendapat pendidikan awal di Sekolah Agama (Arab) Al-Ittihadiah Tanjung Pagar, Ketereh.Kemudian melanjutkan ke pengajian menengah di Sekolah Menengah Agama (Arab) Darul Aman, Kok Lanas dari 1999-2002, sekarang dikenali Ma'had Tahfiz Sains Nurul Iman. Setelah itu saya berhijrah ke Sekolah Menengah Agama (Arab) Azhariah, Melor. Setelah tamat, saya mendapat tawaran melanjutkan pengajian ke peringkat diploma bidang syariah di Kolej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra (KIAS),Kelantan (2005-2008) dan sekarang melanjutkan pengajian sarjana di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Nanggroe Acheh Darussalam, Republik Indonesia,dalam Fakultas Syariah Jurusan Ahwalul Syakhsiyyah(Hukum Keluarga Islam). Sebarang pandangan emailkan kepada yiez_almaqdisi@yahoo.com @ ibnqais@gmail.com.
Lihat profil lengkap saya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ultimos Comentarios

 
Copyright © Jalan Yang Lurus