Penenteram Hati Lelaki (2)

Adapun rincian amalan wanita shalihah sebagaimana yang tersebut di dalam ayat di atas telah banyak disebut dalam hadits-hadits yang shahih. Juga riwayat kehidupan wanita-wanita sahabat atau istri-sitri Nabi shallallahu alaihi wasallam yang juga para ibu bagi segenap kaum muslimin.

Di antaranya hadits yang sudah kerap disampaikan oleh para dai dan mubaligh, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa seorang shahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Bagaimanakah wanita yang shalihah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab:
“Yang selalu menggembirakan suami tatkala memandangnya, yang selalu menaatinya apabila memerintahnya, dan tidak menyelisihi suaminya dalam urusan hartanya (suami) dan dirinya (istri) dengan sesuatu yang dibenci sang suami.” (Riwayat Nasa’i dalam Al-Mujtaba, kitab Usyratun Nisa, hadits no. 75. lihat juga Tuhfatul Asyraf 1358. diriwayatkan juga oleh Ahmad II/751, 432, 438. juga Al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra VII/82. Diriwayatkan juga dari hadits Abi Said al-Muqbari dikeluarkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak II/161, 166, dan dishahihkannya serta disepakati oleh Dzahabi. Hadits tersebut juga memiliki syahid dari hadits Abdullah Ibnu Salam dikeluarkan oleh Thabrani dalam Al-Mujamul kabir).

Adapun maknanya, Imam Suyuti berkata: “Arti sabdanya Shallallahu alaihi wasallam: ‘…menggembirakan suami tatkala memandangnya’, yaitu dikarenakan kebagusan penampilan lahirnya dan keindahan akhlaknya serta kontinuitasnya dalam kesibukannya melaksanakan ketaatan kepada Allah Subahnahu wa Taala dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam. Perkataan serupa juga diucapkan oleh Fuad Abdul Baqi.” (lihat Sunan Ibni Majah, cetakan Al-Maktabah At-Tijariah I/596). Beliau juga mengatakan dalam Al-Idhah fi Ilmi an-Nikah, cetakan Darul Fikr hal. 5: Sesungguhnya para Ahli Fikih telah banyak memberikan nasihat kepada kaum wanita agar menyempurnakan penampilan mereka ketika berada di dalam rumah bersama suami. Yakni dengan merapikan/ menata rambutnya, berhias dan menggunakan wangi-wangian sehingga menyejukkan hati suami-suami mereka.

Imam Al-Ghazali juga berkata: “Sesungguhnyapandangan suami menjadi sejuk tatkala melihat istrinya, apabila sang istri sudah menjadi kecintaan suami.” (lihat Ihya Uluimuddin dengan takhrij Hafidh Al Iraqi, cetakan Darul Hadi II/86).

Bagian pertama dari hadits di atas, berdasarkan apa yang diterangkan oleh para ulama, memberikan makna bahwa seorang wanita shalihah pertama-tama haruslah menampilkan dirinya sebagai penyejuk hati tatkala dipandang suami. Seorang suami yang bertakwa akan senang melihat istrinya selalu taat beribadah. Disamping itu, ia juga menyejukkan pandangan suaminya dengan penampilannya yang bersih, rapi, dan bagus dipandang. Ia juga selalu menggunakan wangi-wangian agar semakin menarik perhatian suami sehingga senang berdekatan dengannya. Disitulah salahs atu letak kebahagiaan suami. Seusai menjalankan tugasnya di luar rumah, baik dalam upaya mencari penghidupan, ataupun untuk menyelesaikan urusan-urusan dakwah, suami bisa berbesar hati mendapatkan hiburan dari sambutan dan penampilan istri. Segala rasa penat di badan, dan segala bentuk persoalan yang membebani pikiran akan dengan sendirinya berkurang, bahkan tak terasa sama sekali. Dari situlah keutuhan rumah tangga muslimah akan bisa terjaga.

Bisa dibandingkan dengan kehidupan suami yang beristrikan seorang wanita karier ala propaganda jahiliah, dimana ia juga merasa memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan suaminya. Dikala suami membutuhkan sentuhan sang istri seusai bekerja sehari penuh, disaat itu pula si istripun menuntut hal yang sama. Lalu bagaimana pula penampilannya dihadapan sang suami? Segala kecantikannya telah diobral di luar rumah. Kelembutan dan kasih sayangnya telah ia bagi-bagikan kepada teman lelaki sejawat ataupun bisnis patnernya. Tenaga dan pikirannyapun telah terkuras untuk berbagai urusan di luar rumah. Sebagai klimaksnya, si suamipun akan mencari alternatif lain untuk melampiaskan hasratnya lewat berbagai media audio visual yang serba canggih, atau merenggut wanita lain untuk dijadikan pendamping. Hal itu akan semakin ramai apabila si istripn turut berbuat serupa. Wal iyadzu billah.

0 ulasan:

Laman Sahabat

Bicara UKHUWWAH

ShoutMix chat widget

Followers

About Me

Foto Saya
ibnu qais
Dilahir di Kampung tercinta di Desa Permai Pagut pada tanggal 18 Mei 1986 pada jam 08.55pm bersamaan 9 Ramadhan 1406 Hijrah iaitu jatuh pada hari Ahad. Mendapat pendidikan awal di Sekolah Agama (Arab) Al-Ittihadiah Tanjung Pagar, Ketereh.Kemudian melanjutkan ke pengajian menengah di Sekolah Menengah Agama (Arab) Darul Aman, Kok Lanas dari 1999-2002, sekarang dikenali Ma'had Tahfiz Sains Nurul Iman. Setelah itu saya berhijrah ke Sekolah Menengah Agama (Arab) Azhariah, Melor. Setelah tamat, saya mendapat tawaran melanjutkan pengajian ke peringkat diploma bidang syariah di Kolej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra (KIAS),Kelantan (2005-2008) dan sekarang melanjutkan pengajian sarjana di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Nanggroe Acheh Darussalam, Republik Indonesia,dalam Fakultas Syariah Jurusan Ahwalul Syakhsiyyah(Hukum Keluarga Islam). Sebarang pandangan emailkan kepada yiez_almaqdisi@yahoo.com @ ibnqais@gmail.com.
Lihat profil lengkap saya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ultimos Comentarios

 
Copyright © Jalan Yang Lurus